BIOLOGI
UMUM
PENGARUH
KEBERADAAN CACING TANAH TERHADAP KESUBURAN TANAH
DISUSUN
OLEH
AVISSA
PURNAMA YANTI
NPM
1211050005
PENDIDIKAN
MATEMATIKA E
DOSEN
DORA
YUSNITA , S.Pd
FAKILTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
RADEN
INTAN LAMPUNG
2012
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Cacing
Tanah....................................................................................3
2.2 Kesuburan
Tanah..............................................................................5
2.3 Sifat Fisik
Tanah...............................................................................6
2.3.1 Profil Tanah.......................................................................6
2.3.2 Warna
Tanah.....................................................................6
2.3.3 Tekstur
Tanah....................................................................7
2.4 Manfaat
cacing Tanah Untuk Kesuburan........................................... .8
2.5
Cara Cacing Tanah Menyuburkan
Tanah.............................................9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek yang di Teliti/Uji Coba..........................................................10
3.2 Tempat dan
Waktu..........................................................................10
3.3 Metode yang
Digunakan.................................................... .............10
3.4 Alat dan
Bahan................................................................................11
3.5 Pelaksanaan/Cara
Kerja..................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil................................................................................................12
4.2
Pembahasan....................................................................................13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.....................................................................................14
5.2
Saran..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15
![]()
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Cacing
tanah,hewan kecil melata yang banyak ditemukan di tanah ini dianggap menjijikan
oleh sebagian orang.Anggapan menjijikan ini bisa dikarenakan bentuk tubuhnya
yang lembek,strukturnya kecil memanjang, atau cara berjalan cacing ini.Padahal,cacing
tanah banyak manfaat diantaranya untuk menyuburkan tanah,untuk kesehatan dan
lain-lain.
Manfaat
cacing tanah untuk menyuburkan tanah ini telah diketahui oleh sebagian
orang.Namun tidak banyak orang mengetahui bagian mana atau unsur mana cacing
tanah yang dapat menyuburkan.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas,maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
Bagaiman
pengaruh keberadaan cacing tanah terhadap kesuburan tanah ?
Dan
berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis mengambil judul “PENGARUH
KEBERADAAN CACING TANAH TERHADAP KESUBURAN TANAH”.
1.3 Tujuan Penelitian
Ada
pun tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Memenuhi
tugas dari Dosen;
2. sebagai
sarana pelatihan dalam melakukan penelitian suatu objek dan penyusunan makalah
atau karya tulis agar dapat bermanfaat bagi pendidikan selanjutnya.
3.
Sebagai
sarana pembinaan kesiswaan terutama untuk pembinaan pada unsur kemampuan siswa
dalam berinisiatif, kreatif dan rekreatif.
1.4
Manfaat Penelitian
1. Memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang pengaruh keberadaan cacing tanah terhadap
kesuburan tanah;
2. Menambah
wawasan baik pembaca mau pun penulis tentang pengaruh keberaan cacing tanah
terhadap kesuburan tanah.
![]()
LANDASAN
TEORI
2.1 Cacing
Tanah
Cacing tanah binatang invertebrata (tidak bertulang
belakang). Ia hidup di dalam tanah yang gembur dan lembab. Kelembaban ini
penting mempertahankan cadangan air di dalam tubuhnya.Kelembaban yang di
kehendaki sekitar 60-90%.Selain tempat lembab,kondisi tanah juga mempengaruhi
temperatur,aerasi,CO2,bahan organik,jenis tanah dan suplai
makanan.Cacing tanah mengandung kadar protein tinggi, sekitar 76%, jauh lebih
tinggi daripada kadar protein pada daging mamalia (65%) dan ikan (50%).Cacing
tanah mempunyai banyak khasiat untuk menyembuhkan penyakit dan menjaga
kesehatan.
Cacing tanah, ternyata bukanlah
hewan yang asing bagi masyarakat kita, Hewan ini tampak begitu lunak dan bagi
sebagian orang menganggap sangat menjijikan. Akan tetapi hewan ini mempunyai
potensi yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Cacing tanah termasuk hewan
tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Di
Indonesia, cacing tanah dikenal ada tiga jenis, yaitu cacing kalung, cacing
merah, dan cacing koot.
![]()
Dalam catatan klasik Tiongkok,
cacing tanah disebut tilung atau naga tanah. Cacing ini sejak dahulu kala
mereka gunakan dalam berbagai ramuan untuk menyembuhkan bermacam-macam
penyakit.Seorang cendekiawan terkenal, Charles Darwin, telah menghabiskan
waktunya selama hampir 40 tahun untuk mengamati kehidupan cacing tanah. la
menyebut cacing tanah sebagai mahluk penentu keindahan alam dan pemikat bumi.
Para petani pun telah mengetahui secara turun-temurun, bahwa cacing tanah dapat
meningkatkan kesuburan tanah pertanian dan hubungan antara keberadaan cacaing
tanah dengan kesuburan tanah disebut interaksi antarkomponen biotik dan
abiotik.[1]
[2]Cacing tanah
(Lumbricus rubellus) sering disebut “perut bumi” karena semua mikro organisme menguntungkan
ada di perut cacing tanah. Karenanya, cacing tanah berperan penting dalam
mempercepat proses pelapukan bahan organik sisa. Dengan kemampuannya memakan
bahan organik seberat badannya sendiri setiap 24 jam, cacing tanah mampu
mengubah semua bentuk bahan organik menjadi tanah subur. Kemampuan inilah yang
dimanfaatkan petani untuk memperbaiki kesuburan lahan pertaniannya.Cacing tanah
hidup di sawah, tegalan, pinggiran sungai, timbunan sampah, atau di tempat
pembuangan sisa-sisa makanan dari dapur. Pendeknya, di tempat yang bahan
organiknya tinggi.Namun.cacing tanah sangat sensitif terhadap bahan kimia.
Sehingga cacing tanahlah yang paling awal lenyap dari dalam tanah dan
selanjutnya diikuti oleh hilangnya kehidupan lain di dalam tanah.
2.2 Kesuburan
Tanah
Kesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan biologi,
fisika dan kimia; ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan
tingkat kesuburan lahan pertanian. Tanpa disadari selama ini sebagian besar
pelaku tani di Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja,
yaitu dengan memberikan pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK
secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan.
Pemupukan akan efektif jika pupuk yang ditebarkan dapat
menambah atau melengkapi unsur hara yang telah tersedia di dalam tanah. Karena
hanya bersifat menambah atau melengkapi unsur hara, maka sebelum digunakan
harus diketahui gambaran keadaan tanahnya, khususnya kemampuan awal untuk
mendukung pertumbuhan tanaman. Dalam mendukung kehidupan tanaman, tanah
memiliki empat fungsi utama yaitu :
1. Memberi unsur hara dan sebagai media
perakaran;
2. Menyediakan air dan sebagai tempat
penampung (reservoir) air;
3. Menyediakan udara untuk respirasi
(pernafasan) akar;
4. Sebagai media tumbuhan tanaman.
Tanah tersusun dari empat komponen dasar, yakni bahan
mineral yang berasal dari pelapukan batu-batuan, bahan organik yang berasal
dari pembusukan sisa makhluk hidup, air dan udara. Berdasarkan unsur
penyusunannya, tanah dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tanah mineral dan
tanah organik.
2.3 Sifat Fisik Tanah
2.3.1 Profil Tanah
Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampang
vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan
(horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang sudah matang
terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan C
Horison A atau Top Soil adalah lapisan tanah paling
atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan
faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan
mengalami pembusukan.
Horison B disebut juga dengan zona penumpukan (illuvation zone). Horison ini
memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur
yang tercuci daripada horizon A.
Horison C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang
merupakan bagian dari batuan induk.
Kegiatan pertanian umumnya berada pada horison A dan B.
2.3.2 Warna Tanah
Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya
perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan
organik. Semakin gelap warna tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya.
Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak
dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang
mempunyai sistem drainase (serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena
ion besi yang terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2+.
2.3.3 Tekstur Tanah
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran
partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran
partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu;
Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm; Debu, berukuran 2 – 50 mikron dan Liat,
berukuran dibawah 2 mikron.
Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini
memiliki aerasi (ketersediaan
rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif
yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan airnya sangat rendah atau
tanahnya lebih cepat kering.
Tabel perbandingan
kandungan hara yang terdapat dalam jenis tekstur tanah.
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan,
terutama jika pupuk diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur
pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lembut atau liat. Tanah
bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia
pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukannya juga
berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena
akan segera hilang terbawa air atau menguap.[3]
3.4
Manfaat Cacing Tanah Untuk
Kesuburan
Berdasarkan hasil penelitian modern,
seperti yang dilaporkan dalam publikasi Dr. Ni Luh Kartini, seorang ahli tanah
dan penemu pupuk “kascing” dari Universitas Udayana—Bali, mengungkapkan bahwa
lahan pertanian yang mengandung cacing tanah pada umumnya memang lebih subur.
Pasalnya, tanah yang bercampur dengan kotoran cacing memberikan banyak manfaat
bagi tanaman.
Salah satu manfaat yang sangat besar bagi lingkungan dan pertanian
adalah menyuburkan tanah dengan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih
gembur, meningkatkan penyimpanan air tanah, dan menyediakan bahan-bahan organik
di tanah.
Selain itu, kotoran cacing tanah juga kaya unsur hara.
Pasalnya, aktivitas cacing tanah mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara N,
P, dan K di dalam tanah. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur pokok bagi
tanaman.Karna mengandung unsur hara yang lengkap,apalagi C/Nnya kurang dari 20
maka kotoran cacing tanah biasa disebut casting dapat digunakan sebagai pupuk.Penelitian
terhadap tanah-tanah gundul di bekas tambang di Ohio, Amerika Serikat, menunjukkan
cacing tanah dapat meningkatkan kadar K tersedia 19% dan P 165 %.
Di samping
menyuburkan tanah, lubang bekas jalan cacing tanah berada juga berfungsi
memperbaiki aerasi dan drainase di dalam tanah sehingga tanah menjadi gembur.
Cacing tanah juga membantu pengangkutan sejumlah lapisan tanah dari bahan
organik dan memperbaiki struktur tanah.Richard (1978), seorang ahli tanah yang
pernah merangkum penelitiannya dalam buku berjudul “Introduction to the
Soil Ecosystem” menyatakan, cacing tanah mampu melakukan penggalian
lubang hingga kedalaman satu meter sehingga dapat meresapkan air dalam volume
yang lebih besar sehingga memperkecil banjir, serta mengurangi aliran permukaan
dan erosi tanah. Dengan begitu, selain mencegah erosi, cacing tanah juga mampu
meningkatkan ketersediaan air tanah.[4]
2.5
Cara Cacing Tanah Menyuburkan
Tanah
Proses penyuburan tanah dapat
dijelaskan secara ilmiah.Awalnya,cacing tanah membuat lubang-lubang dengan cara
mendesak massa tanah atau memakan langsung massa tanah (Minnich 1977). Setelah dicerna, sisa-sisa
bahan tersebut dilepaskan kembali sebagai buangan padat (kotoran). Hal ini
diamini oleh Edwards dan Lofty (1977), penulis buku yang mengupas biologi
tentang cacing tanah, “Biology of Earthworms” di New York 1977
yang menyatakan, sebagian besar bahan tanah mineral yang dicerna cacing tanah
dikembalikan ke dalam tanah dalam bentuk nutrisi yang mudah dimanfaatkan oleh
tanaman. Namun, produksi alami kotoran cacing tanah di alam bergantung pada
spesies, musim, dan kondisi populasi yang sehat.Dalam arti tidak tercemar
dengan bahan lain seperti kimia.[5]
![]()
METODE PENELITIAN
3.1 Objek yang Diteliti / Uji Coba
Objek yang di teliti atau uji coba
adalah cacing tanah yang dapat membuat tanah menjadi subur.
3.2
Tempat dan Waktu
Percobaan/penelitian ini
dilaksanakan di pekarangan belakang rumah penulis dan menghabiskan waktu selama
1 bulan dari tanggal 1 September 2012 sampai dengan tanggal 2 oktober 2012.
3.3
Metode yang Digunakan
3.3.1
Metode Observasi
Metode observasi yaitu
mengumpulkan data melalui pengamatan atau peninjauan secara cermat. [6]
Pada metode ini penulis
melakukan percobaan langsung kepada objek yaitu cacing tanah dan
penngaruhnya terhadap tanah.
3.3.2 Metode
Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan melalui
dokumen-dokumen atau arsip tentang objek yang diamati.[7]
Metode ini dilakukan penulis
dengan cara membaca, mempelajari dan mencatat data-data atau dokumen tentang cacing
tanah,kesuburan tanah mau pun hubungan dari keduanya.
3.4 Alat dan Bahan
Ada pun alat yang
digunakan dalam percobaaan ini adalah :
1. 2
buah pot pelastik;
2. Cangkul.
Sedangkan bahan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. 10
Cacing tanah;
2. Tanah;
3. Air.
4. Bibit
kangkung.
3.5
Pelaksanaan/Cara Kerja
Percobaan
ini dilakukan dengan cara :
1. Siapkan
2 buah pot;
2. Ambilah/galilah
tanah dengan cangkul secukupnya (untik 2 buah pot);
3. Letakkan
pot di tempat yang tidak terlalu terpapar matahari;
4. Masukkan
10 cacing tanah ke dalam pot 1 dan untuk pot 2 tidak diberi cacing;
5. Taburkan
bibit kangkung di atas pot 1 dan pot 2;
6. Siramlah
pot 1 dan pot 2 setiap hari;
7. Amati
perubahannya setiap minggu dalam jangka waktu sebulan.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Setelah melakukan percobaan selama kurang lebih 1
bulan,menghasilkan :
Pot 1
Pot 2
4.2
Pembahasan
Dari
percobaan pot 1 dan pot 2 diketahui bahawa cacing tanah sangat berpengaruh untuk kesuburan tanah.Hal ini
dapat dilihat dari percobaan pot 1 yang diberi 10 cacing tanah di dalam
pot.Tanah pada pot 1 terlihat gembur/subur dari minggu ke minggu.Hal ini
dikarenakan proses yang dilakukan cacing tanah dengan membuat lubang dan
sebagainya.Karna kualitas tanah pada pot 1 semakin baik maka membuat tumbuhan
(kangkung) di atas pot 1 tersebut mengalami pertumbuhan yang baik dan segar.
Sedangkan
untuk pot 2 yang tidak diberi cacing.Tingkat pertumbuhannya lebih lambat
dibandingkat pot 1.tanah semakin menurun tingkat kesuburannya dari minggu ke
minggu.Akibatnya tumbuhan (kangkung) yang ada di atas pot 2 semakin kurus dan
tidak segar.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas disimpulkan bahwa cacing tanah mempengaruhi kesuburan dan
produktivitas tanah.Dengan adanya cacing tanah,kesuburan dan produktivitas
tanah akan meningkat.Selain itu,cacing tanah juga dapat meningkatkan daya serap
air permukaan.
Liang
cacing tanah yang ditinggal dalam tanah berfungsi memperbaiki aerasi dan
drainasi.Keduanya sangat penting dalam pembentukan tanah.Cacing tanah juga
membantu pengangkutan sejumlah lapisan tanah dari bahan organik.Cacing tanah
juga dapat memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah.Lubang-lubang cacing
dan humus secara langsung menjadikan tanah gembur.
Kotoran
yang dikeluarkan cacing tanah banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan
tanaman seperti nitrogen,fosfor,mineral, dan vitamin.Karena mengandung unsur
hara yang lengkap,apalagi nilai C/Nnya kurang dari 20 maka kotoran cacing yang
biasa disebut casting dapat digunakan sebagai pupuk.
5.2
Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca pada umumnya dan khusunya
kepada mahasiswa/mahasiswi IAIN Raden Intan Lampung untuk dapat mengaplikasikan
manfaat cacing tanah khususnya untuk kesuburan tanah ke dalam kehidupan
sehari-hari sehingga dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Buchman ,H.R, dan Brady, N.1982.Ilmu Tanah.Jakarta : Bhratara Karya
Aksara.
Khairuman dan Khairul Amri.2009.Menggeruk Untung dari Berternak Cacing.Jakarta
: Agro media pustaka.
Modernjumb.blogspot.com
Sudirman,Nuraini.2009.Kamus Praktis
Bahasa Indonesia.Surabaya : Karya Ilmu.
www.http://www.goldenagro.net63.net
[1] Rohana
Kusumawati dkk,Detik-Detik Ujian Nasional
Bioligi Untuk SMA/MA,Klaten,Intan Pariwara,2012
[2] Buchman
H.R dan Brady N,Ilmu Tanah,Jakarta,Bhratara
Karya Aksara,1993.
[3] www.http://www.goldenagro.net63.net
di access tanggal 29 September 2012
[4]
Khairuman dan Khairul Amri,Mengeruk
Untung dari Berternak Cacing,Jakarta,Agro Media Pustaka,2009.
[5] Modernjumb.blogspot.com
di access tanggal 29 September 2012
[6] Nuraini
Sudirman,Kamus Praktis Bahasa Indonesia,Surabaya,Karya Ilmu,2000,hlm.166
[7] Nuraini
Sudirman,Kamus Praktis Bahasa Indonesia,Surabaya,Karya Ilmu,2000,hlm.58
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar