judul

HEALTHY IS AMAZING ~ Avissa Purnama Yanti

Selasa, 01 Maret 2016

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN MENURUT MODEL ROTHWELL DAN KAZANAS, MODEL DICK, CAREY DAN MODEL KEMP. Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika Semester 5


PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


MODEL DESAIN/PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENURUT MODEL ROTHWELL DAN KAZANAS, MODEL DICK, CAREY DAN CAREY DAN MODEL KEMP

Disusun Oleh:

     1.     Avissa Purnama Yanti           ( NPM: 1211050005 )
     2.     Ike Safarida                          ( NPM: 1211050067 )
     3.     Nia Kurnia Sari                     ( NPM: 1211050219 )
     4.     Winda Rahmawati                 ( NPM: 1211050152)

MATEMATIKA E/ 5

DOSEN
RANY WIDYASTUTI, M.Pd



FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
RADEN INTAN LAMPUNG
2014




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami  menyadari bahwa makalah yang berjudul MODEL DESAIN/PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENURUT MODEL ROTHWELL DAN KAZANAS, MODEL DICK, CAREY DAN CAREY DAN MODEL KEMPini tidak lepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1.      Rany Widyastuti, M. Pd selaku dosen Perencanaan Pembelajaran Matematika;.
2.      Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Kami berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung. Amin.



Bandar Lampung, 10 Oktober  2014



Penulis





DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I  PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2      Rumusan Masalah................................................................. ........ 1
1.3      Tujuan........................................................................................... 2
1.4      Tinjauan Pustaka .......................................................................... 2

BAB II  PEMBAHASAN
2.1      Pengertian Model Desain Pembelajaran......................................... 3
2.2      Model Desain Menurut Rathwell dan Kazanas .............................. 4
2.3      Model Desain Menurut Dick, Carey dan Carey.............................. 7
2.4      Model Desain Menurut Kemp, Marisson dan Ros.......................... 8

BAB III  PENUTUP
3.1      Kesimpulan.................................................................................. 13
3.2      Saran........................................................................................... 13

DARTAR PUSTAKA…………………………………………………......……14








BAB 1
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah
Di dalam pembelajaran, seorang pendidik harus mengetahui model desain pembelajaran yang tepat untuk peserta didiknya. Desain pembelajaran tidak hanya berperan sebagai pendekatan yang terorganisasi untuk memproduksi dan mengembangkan bahan ajar, tetapi juga merupakan sebuah proses genetic yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah pembelajaran dan kinerja manusia serta menetukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Seorang perancang program pembelajaran perlu menentukan solusi yang tepat dari berbagai alternatif  yang ada. Selanjutnya ia dapat menerapkan solusi tersebut untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Evaluasi adalah langkah selanjutnya, sehingga nantinya bisa mengetahui rancangan atau desain yang sesuai dengan pembelajaran dan desain tersebut bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu sangat perlu mengetahui macam-macam model desain pembelajaran. Maka dalam makalah ini kami uraikan macam- macam model desain pembelajaran


1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1        Apakah pengertian model desain pembelajaran ?
1.2.2        Apa dan bagaimana model desain menurut Rathwell dan Kazanas ?
1.2.3        Apa dan bagaimana model desain menurut Dick, Carey dan Carey?
1.2.4        Apa dan bagaimana model desain menurut Kemp, Marisson dan Ros?
Dan berdasarkan rumusan masalah di atas,maka penulis mengambil judul “MODEL DESAIN/PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENURUT MODEL ROTHWELL DAN KAZANAS, MODEL DICK, CAREY DAN CAREY DAN MODEL KEMP”.

1.3  Tujuan

Ada pun tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.3.1        Memenuhi tugas dari Dosen;
1.3.2        Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang model desain/ perencanaan pembelajaran menurut model Rothwell dan Kazanas, model Dick, Carey dan Carey dan model Kimp, Marisson dan Ros;
1.3.3        Menambah wawasan baik pembaca mau pun penulis tentang model desain/ perencanaan pembelajaran menurut model Rothwell dan Kazanas, model Dick, Carey dan Carey dan model Kimp, Marisson dan Ros;
1.3.4        Sebagai sarana pelatihan dalam melakukan penelitian dalam penyusunan makalah agar dapat bermanfaat bagi pendidikan selanjutnya.


1.4  Tinjauan Pustaka
                                                                                 
Dalam pembuatan makalah ini, kami menggunakan metode pengambilan data dari buku-buku (refrensi) dan internet. Cara ini kami gunakan agar informasi yang kami dapatkan lebih akurat.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Model Desain Pembelajaran
Desain bermakna adanya keseluruhan, struktur, kerangka atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan (Gagnon dan Collay, 2001). Selain itu, kata desain juga dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematika yang dilakukan sebelum tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan (Smith dan Ragan, 1993). Sedangkan desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembalajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang (Reigeluth, 1983). Desain pembelajaran juga diartikan sebagai proses merumuskan tujuan, strategi, teknik, dan media.
Menurut Saiful Sagala (2005) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Sementara itu menurut Joyce dan Weil (2000:13), model pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku, pelajaran, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer. Hakikat mengajar menurut Joyce dan Weil adalah membantu pebelajar (peserta didik) memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan belajar bagaimana cara belajar

Jadi, Model Pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-
peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan
yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. Di dalam pola
pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau
tahapan perbuatan/kegiatan guru-peserta didik yang dikenal dengan istilah
sintaks. Secara implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat
karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan
antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang
lainnya.

Desain Pembelajaran (Instructional Design), merupakan perwujudan yang lebih konkrit dari Teknologi Pembelajaran. Terdapat sejumlah istilah lain yang setara diantaranya istilah Desain Sistem Pembelajaran (Instructional System Design). Demikian juga dengan istilah Pengembangan Sistem Pembelajaran (Instructional System Development)

Asumsi dasar yang melandasi perlunya desain pembelajaran:
1.      Diarahkan untuk membantu proses belajar secara individual
2.      Desain pembelajaran mempunyai fase-fase jangka pendek dan jangka panjang
3.      Dapat mempengaruhi perkembangan individu secara maksimal
4.      Didasarkan pada pengetahuan tentang cara belajar manusia
5.      Dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem (System Approach)

2.2 Model Desain Menurut Rathwell dan Kazanas
Model ini yang mengedepankan pendekatan sistem dalam pelaksanaannya, tersusun secara sistematis dimana model ini harus dilakukan dalam tahapan demi tahapan dan harus dilakukan pula secara berurutan. Model Rothwell & Kazanas (1994) merupakan salah satu model yang berorientasi sistem. Dalam model ini, Rothwell & Kazanas menempatkan desain pembelajaran sebagai suprasistem yang terdiri atas sitem-sistem bukan sebagai subsistem.


2.2.1 Komponen Model Desain Menurut Rathwell dan Kazanas
Model ini mempunyai komponen sebagai berikut :
a.       Melaksanakan analisis kebutuhan.
b.      Menelusuri karakteristik peserta didik.
c.       Menganalisis lingkungan bekerja.
d.      Melaksanakan analisis pekerjaan dan materi.
e.       Merumuskan tujuan kinerja (pembelajaran).
f.       Mengembangkan pengukuran kinerja.
g.      Menyusun urutan tujuan kinerja.
h.      Menentukan strategi pembelajaran.
i.        Mendesain materi (bahan) pembelajaran.
j.        Mengevaluasi pembelajaran.

Setiap komponen dalam model ini, terintergrasi menjadi kesatuan yang sinergis dan terangkai secara sistematis. Pembelajaran dalam sitem ini dapat dilihat dalam berbagai sudut pandang, jadi pembelajaran tidak hanya kegiatan dalam kelas atau proses belajar semata.

2.2.2 Langkah-langkah Model Desain Menurut Rathwell dan Kazanas
Langkah-langkah atau tahapan-tahapan model Rothwell & Kazanas dalam desain pembelajaran, sebagai berikut:
a.       Analisis kebutuhan kepada lingkungan sekitar, melihat dan mencari apa yang menjadi tuntutan masyarakat.
b.      Melakukan pendekatan kepada peserta didik, mengenali karakteristik, latar belakang peserta didik.
c.       Menganalisis lingkungan yang menjadi tempat pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan mengkondisikan tempat tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi yang menu
d.      Pengkajian atas pekerjaan atau materi yang berdasarkan sumber belajar yang digunakan.
e.       Setelah materi tersebut dikaji, kemudian menyusun tujuan kinerja. Dengan demikian peserta dapat mencapai kompetensi yang diinginkan.
f.       Tujuan telah ditetapkan, namun tujuan tersebut harus disertakan dengan cara pengukuran tingkat keberhasilan. Agar dapat mengontrol setiap proses belajar yang terjadi.
g.      Penyusunan tujuan pembelajaran yang disusun sedemikian rupa dengan maksud peserta didik dapat memiliki kompentensi secara bertahap. Jadi peserta tidak merasa kesulitan dalam melakukan tahapan-tahapan tersebut.
h.      Menentukan strategi pembelajaran baik dalam penentuan metode, media, maupun alternatif penyampaian bahan ajar ke peserta didik.
i.        Merancang bahan ajar yang disesuaikan dengan media, metode, dan peserta didik. Agar bahan ajar menjadi lebih efektif, atrakti, dan disampaikan secara optimal.
j.        Evaluasi pembelajaran dengan disertakan perbaikan atas perbaikan atas kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Desain Menurut Rathwell dan Kazanas
Kelebihan model ini :
1.      Komponen tersusun secara rinci dan sistematis dengan memperhatikan detail-detail dalam setiap komponennya.
2.      Analisis akan kebutuhan menjadi suatu nilai tambah, dimana model ini akan memperhatikan tuntutan yang ada dimasyarakat.
3.      Terdapat pemisahan antara penilaian proses belajar dengan penilaian terhadap program pembelajaran.

Kelemahannya model ini:
a.       Model ini memerlukan waktu yang cukup lama dalam perumusan tahapan demi tahapannya.
b.      Sangat kompleks dan penuh detail-detail yang membuat model ini kurang diminati pendidik pada umumnya, namun sangat tepat digunakan oleh para ahli pembelajaran.
c.       Memerlukan ketelitian dan tingkat analisis yang baik, agar terhindar dari kesalahan-kesalahan fatal yang mungkin terjadi.

Model ini sangat tepat digunakan untuk program pelatihan di suatu organisasi. Karena pada model ini, program yang dirancang akan benar-benar mengupayakan proses belajar yang optimal, efektif, dan efisien.


2.3 Model Desain Menurut Dick, Carey dan Carey

Menurut Dewi Salma P (2008) model Dick, Carey dan Carey menekankan aspek revisi atau perbaikan pembelajaran yang menyeluruh dari PBM. Model Dick, Carey dan Carey adalah salah satu dari model procedural.

Manfaat model procedural:
1.      Alur pelaksanaan model dilaksanakan jelas, biasanya arah diatur dengan symbol tanda panah (          ), garis putus-putus untuk umpan balik (- - - - -).
2.      Setiap langkah jelas, sehingga mudah diikuti.
3.      Dengan keteraturan ini, maka terjadi efektivitas dan efisiensi pelaksanaannya.

2.3.1 Langkah-langkah Model Desain Menurut Dick, Carey dan Carey
Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick, Carey and Carey adalah:
a.       Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
b.      Melaksanakan analisi pembelajaran
c.       Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d.      Merumuskan tujuan performansi, yang berasal dari keterampilan yang diidentifikasikan dalam analisis intruksional/ pembelajaran, apa yang dipelajari, kondidi dan kriteria untuk kinerja yang sukses.
e.       Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan. Dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dari tujuan.
f.       Mengembangkan strategi pembelajaran
g.      Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
h.      Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif. Ada 3 jenis evaluasi formatif yaitu penilaian satu-satu, penilaian kelompok kecil, dan penilaian uji lapangan. Teknik serupa dapat diterapkan pada bahan atau instruksioanal di kelas.
i.        Merevisi bahan pembelajaran
j.        Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif. Hasil-hasil dari tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Lalu perangkan divalidasi dan diujicobakan di kelas dengan evaluasi sumatif.

2.4 Model Desain Menurut Kemp, Marisson dan Ros
Kemp merupakan  model yang membentuk siklus.Model system instruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses pengembangan.

2.4.1 Komponen Model Desain Menurut Kemp, Marisson dan Ros

Komponen –komponen dalam suatu desain instuksional menurut Kemp adalah :
a.       Hasil yang ingin dicapai
b.      Analisis tes mata pelajaran
c.       Tujuan khusus belajar
d.      Aktivitas belajar
e.       Sumber belajar
f.       Layanan pendukung
g.      Tes awal
h.       Karekteristik belajar

Berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang industry, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran. Menurut Miarso dan Soekamto, model pembelajaran Kemp dapat digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Ada 4 unsur yang merupakan dasar dalam membuat model Kemp:
a.       Untuk siapa program itu dirancang? (ciri pelajar)
b.      Apa yang harus dipelajari? (tujuan yang akan dicapai)
c.       Bagaimana isi bidang studi dapat dipelajari dengan baik? (metode/strategi pembelajaran)
d.      Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah berlangsung? (evaluasi).

Tiap-tiap langkah dalam rancangan pengembangan berhubungan secara langsung dengan aktivitas revisi, sehingga memungkinkan sejumlah perubahan dari segi isi atau perlakuan terhadap semua unsur tersebut selama program berlangsung. Pada model Kemp ini, seorang pengembang perangkat dapat memulai proses pengembangan dari komponen yang manapun dalam siklus yang berbentuk bulat telur tersebut. Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional berorientasi kepada tujuan pembelajaran (komptensi dasar dan tujuan pembelajaran khusus), maka proses pengembangan perangkat seyogyanya dimulai dari tujuan pembelajaran.

2.4.2 Langkah-langkah Model Desain Menurut Kemp, Marisson dan Ros
Tahap-tahap dalam mengembangkan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, (1994: 9) dijelaskan sebagai berikut:
1.        Instructional Problems (Masalah Pembelajaran)
Pada tahapan ini dilakukan analisis tujuan berdasarkan masalah pembelajaran yang terdapat di dalam kurikulum yang berlaku untuk bahan kajian yang akan dikembangkan perangkatnya.

2.        Leaner Characteristics (Karakteristik Siswa)
Pada tahap ini dilakukan analisis karakteristik siswa yang akan menjadi tempat implementasi perangkat. Karakteristik yang dimaksud meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Sumber untuk memperoleh karakteristik siswa antara lain guru, kepala sekolah atau dokumen yang relevan. Ciri pribadi misalnya umur, sikap, dan ketekunan terhadap pelajaran.

3.        Task Analysis (Analisis Tugas)
Analisis tugas merupakan perincian isi mata ajar dalam bentuk garis besar untuk menguasai isi bahan kajian atau mempelajari keterampilan yang mencakup keterampilan kognitif, keterampilan psikomotor, dan keterampilan sosial. Analisis tugas ini meliputi analisis struktur isi, analisis prosedural, analisis konsep, dan pemrosesan informasi. Analisis struktur isi dilakukan dengan mencermati kurikulum sedangkan analisis prosedural adalah analisis tugas yang dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sehingga diperoleh peta tugas. Analisis konsep dilakukann dengan mengidenfikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutan penyajian dan merinci konsep-konsep yang relevan. Hasil analisis ini akan diperoleh peta konsep. Analisis pemrosesan informasi dilakukan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung dengan mempertimbangkan alokasi waktu. Analisis pemrosesan informasi ini akan menghasilkan cakupan konsep atau tugas yang akan diajarkan dalam pembelajaran yang tertuang dalam satu rencana pembelajaran.

4.      Instructional Objectives (Merumuskan Tujuan Pembelajaran)
Rumusan tujuan pembelajaran adalah tujuan pembelajaran khusus (indikator hasil belajar) yang diperoleh dari hasil analisis tujuan yang dilakukan pada tahap masalah pembelajaran.

5.      Content Squencing (Urutan Materi Pembelajaran)
Pada tahap ini isi pokok bahasan yang akan diajarkan diurutkan terlebih dahulu. Menurut Posner dan Strike (Kemp, 1994: 104) ada lima aspek yang perlu diperhatikan dalam mengurutkan pokok bahasan yaitu pengetahuan prasyarat, familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa. Setelah isi pokok bahasan diurutkan, langkah selanjutnya adalah menentukan strategi awal pembelajaran.

6.      Instructional Strategies (Strategi Pembelajaran)
Strategi pembelajaran yang digunakan menggambarkan urutan dan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

7.      Instructional Delivery (Cara Penyampaian Pembelajaran)
Metode penyampaian ditentukan berdasarkan tujuan dan lingkungan pembelajaran, yang dapat bersifat klasikal, kelompok, atau individual.

8.      Evaluation Instrumens (Instrumen Penilaian)
Instrumen penilaian (tes hasil belajar) disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan sehingga tes hasil belajar yang dikembangkan harus dapat mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran khusus.

9.      Instructional Resources (Sumber Pembelajaran)
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam membuat media pembelajaran yang akan dipergunakan yaitu ketersediaan secara komersial, biaya pengadaan, waktu untuk menyediakannya dan menyenangkan bagi siswa.

10.  Revision (Revisi Perangkat)
Revisi perangkat pembelajaran dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Revisi perangkat dilakukan melalui tahap telaah oleh para pakar, hasil simulasi pembelajaran, hasil uji coba I maupun hasil uji coba II.



11.  Formative Evaluation (Penilaian Formatif)
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan setiap selesai satu unit proses pembelajaran. Penilaian ini berguna untuk menemukan kelemahan dalam perencanaan pembelajaran sehingga berbagai kekurangan ini dapat dihindari sebelum program dipakai secara luas.

12.  Planning (Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.

13.  Summative Evaluation (Penilaian Sumatif)
Penilaian sumatif diarahkan pada pengukuran seberapa jauh hasil belajar utama dicapai pada akhir seluruh pembelajaran, dapat juga berupa kegiatan menindaklanjuti siswa setelah ia menyelesaikan suatu program pembelajaran untuk menentukan apakah dan bagaimana ia menggunakan dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajarinya dalam program pembelajaran.

14.  Support Services (Pelayanan Pendukung)
Pelayanan pendukung meliputi ketersediaan anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, kemampuan staf, pengajar, perancang pembelajaran, pakar, dan lain sebagainya




BAB 3
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
3.1.1        Desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembalajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang. Desain pembelajaran juga diartikan sebagai proses merumuskan tujuan, strategi, teknik, dan media. Desain Pembelajaran merupakan perwujudan yang lebih konkrit dari Teknologi Pembelajaran.
3.1.2        Model menurut Rothwell dan Kazanas mengedepankan pendekatan sistem dalam pelaksanaannya, tersusun secara sistematis dimana model ini harus dilakukan dalam tahapan demi tahapan dan harus dilakukan pula secara berurutan.
3.1.3        Menurut Dewi Salma P (2008) model Dick, Carey dan Carey menekankan aspek revisi atau perbaikan pembelajaran yang menyeluruh dari PBM. Model Dick, Carey dan Carey adalah salah satu dari model procedural.
3.1.4        Kemp merupakan  model yang membentuk siklus.Model system instruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses pengembangan.

3.2  Saran

Penulis menyarankan kepada pembaca pada umumnya khususnya kepada mahasiswa/mahasiswi IAIN Raden Intan Lampung agar dapat mengaplikasikan dan mengamalkan pengetahuan tentang model desain/ perencanaan pembelajaran menurut model Rothwell dan Kazanas, model Dick, Carey dan Carey dan model Kimp, Marisson dan Ros sehingga dapat bermanfaat untuk kemajuan pembelajaran dan pendidikan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA


http://AndiPrabowo.blogspot.com/2012/08/ model-model-desain-pembelajaran-(model-Dick-Carey-&-Carey-model-Rothwell-&-Kazanas,-model-smits-&-ragan-model-KTSP).html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar